Mang Ujang menyampaikan kepada saya, kita harus Mikayuh leungeun bari ngalayah” . Maksudnya mungkin, wallahu alam, kita harus berusaha keras untuk mencapai sesuatu tanpa menyerah di tengah jalan.
Itu diucapkannya terkait dengan bagaimana kita harus merubah gaya hidup yang konsumtif, menjadi gaya hidup sederhana. Bahasa legegnya, zero waste lifestyle.
Terdengar gaya? Tentu saja. Tapi bukan sekedar gagayaan. Gaya hidup zero waste atau rendah limbah—sebuah pendekatan yang mungkin terdengar sederhana, tapi ternyata punya dampak luar biasa bagi kesehatan planet dan juga dompet kita.
Baca Juga: Yuk Ikut Selamatkan Bumi Sekarang Juga, Tidak Harus Menunggu Jadi Superhero!
Sebelum kita mulai, izinkan saya sekedar mengingatkan, yen kita saat ini, hidup di zaman dimana konsumerisme telah menjadi agama modern. Agama terbesar yang dianut sebagian besar ummat manusia.
Semua hari perayaan agama, agama apapun dan perayaan apapun, telah berubah menjadi marketing days. Sales Season. Ummat pun dengan sukacita berbondong-bondong pergi ke tempat ibadah? Bukan. Tetapi memenuhi mall, supermarket dan sejenisnya.
Iklan-iklan mengajari kita untuk membeli barang-barang yang sebenarnya tidak kita butuhkan. Kita disuguhi ajaran “spiritual” baru, bahwa kebahagiaan terletak pada barang yang kita beli. Harga diri kita terletak pada brand yang kita pakai.
Barang-barang keren yang dibungkus dengan plastik sekali pakai, produk kemasan mewah. Barang-barang trendy, yang dirancang hanya bertahan sebentar untuk diganti barang baru lainnya.
Wargi IRC yang bijak, mari kita merenung sesaat, apakah semua itu benar-benar pantas kita peroleh dengan mengorbankan lingkungan? Kita rusak bumi, demi hal-hal yang bersifat sementara dan remeh temeh?
Zero Waste: Bukan Hanya Gaya Hidup, Tapi Tanggung Jawab!
Wargi IRC, tos waktosna, sudah saatnya kita berhenti menjadi bagian dari masalah dan mulai menjadi solusi. Berhenti merusak bumi dengan mengganti gaya hidup konsumtif.
Terlebih sebagai muslim, status kita adalah khalifah Allah di muka bumi. Dihadirkan ke bumi ini untuk memakmurkannya, bukan malah merusaknya. Sebagai khalifah, setiap tetes air yang kita pakai atau buang, akan dipertanggungjawabkan. Setiap rupiah yang kita belanjakan, juga akan dimintai tanggung-jawabnya. Bukan sekedar darimana dan cara kita memperolehnya, tetapi juga bagaimana dan untuk apa kita membelanjakannya.
Gaya hidup zero waste bukan cuma soal mengurangi sampah, tetapi juga tentang merombak cara pandang kita terhadap konsumsi. Cara kita meninggalkan “agama” konsumerisme yang merusak diri dan bumi.
Bagaimana caranya? Hayu kita urai satu per satu dengan langkah praktis yang bisa langsung diterapkan.
Langkah Pertama Kenali Musuhmu: Limbah!
Mulailah dengan melakukan audit sampah di rumah Anda. Ya, Anda tidak salah dengar—audit sampah! Ini adalah cara paling efektif untuk melihat dari mana sebenarnya “musuh utama” berasal.
Pisahkan sampah Anda berdasarkan jenisnya: plastik, kertas, organik, dan lain-lain. Misalnya, saat kami pertama kali melakukannya, kami menemukan bahwa banyak sampah dapur yang seharusnya bisa dikompos malah berakhir di tempat sampah.
Betapa bodohnya kita selama ini membuang-buang sumber daya alam hanya karena kemalasan!
Selain itu, pelajari program daur ulang di wilayah Anda. Website resmi pemerintah kota biasanya menyediakan informasi lengkap tentang apa saja yang bisa didaur ulang, termasuk kondisinya. Jangan hanya mengandalkan asumsi—pendekatan berbasis data seperti ini penting agar usaha kita efektif.
Langkah Kedua: Inspirasi dan Motivasi
Jalmi bijak mengatakan, pengetahuan dan motivasi adalah dua sayap yang membuat kita terbang menuju tujuan. Untuk memulai gaya hidup zero waste , Anda perlu mendapatkan inspirasi dari mereka yang sudah melakukannya.
Misalnya, tonton dokumenter tentang dampak plastik terhadap laut. Laut kita kini dipenuhi mikroplastik yang dimakan oleh ikan—dan pada akhirnya masuk ke tubuh manusia.
Atau ikuti blog-blog independen yang membahas riset alternatif tentang polusi plastik.
Informasi seperti ini akan membuka mata Anda bahwa gaya hidup konsumtif bukan hanya merusak lingkungan, tetapi juga mengancam kesehatan kita sendiri.
Langkah Ketiga: Solusi Praktis untuk Mengurangi Plastik
Berikut adalah beberapa strategi yang bisa langsung Anda terapkan:
Kantong Belanja Plastik? Sudah Tidak Zaman!
Pilihan hemat: Gunakan kembali kantong plastik yang sudah ada hingga rusak.
Investasi jangka panjang: Beli tas belanja kain berkualitas tinggi. Bayangkan berapa ribu kantong plastik yang bisa Anda hindari dalam setahun!
Sayuran Tanpa Kantong Plastik Tipis
Di supermarket, seringkali kita menggunakan kantong plastik tipis untuk sayuran. Padahal, kita bisa membawa wadah atau tas kain sendiri.
Kalau masih ada kantong plastik bekas, cuci dan gunakan kembali. Setiap langkah kecil ini berarti.
Botol Air Minum Sekali Pakai? Ancaman Serius!
Botol plastik sekali pakai bukan hanya sulit didaur ulang, tetapi juga melepaskan bahan kimia berbahaya ke dalam air.
Alternatifnya? Gunakan botol kaca bekas jus atau toples kaca yang bisa dicuci ulang. Jika khawatir tentang kualitas air, belilah filter air daripada terus membeli air kemasan.
Bawa Kotak Makan Sendiri Saat Bepergian
Selalu bawa kotak makan kecil dan alat makan lipat. Dengan begitu, Anda tidak perlu menggunakan wadah plastik sekali pakai dari restoran.
Sebuah studi menunjukkan bahwa alat makan sekali pakai berkontribusi besar terhadap polusi plastik di dunia.
Roti Tanpa Plastik
Di banyak toko roti tradisional, Anda bisa membeli roti tanpa kemasan plastik. Bawa tas kain atau kantong kertas.
Di rumah, gunakan pembungkus lilin (wax wrap ) untuk menjaga roti tetap segar tanpa plastik.
Tolak Cangkir Kopi Sekali Pakai
Cangkir kopi sekali pakai sering dianggap ramah lingkungan karena terlihat seperti kertas. Nyatanya, banyak di antaranya dilapisi plastik sehingga sulit didaur ulang.
Solusinya? Bawa mug tumbler Anda sendiri atau nikmati kopi di tempat dengan gelas keramik.
Jadi Aktivis Ramah Lingkungan
Walau terdengar sepele, teruslah bergerak karena gaya hidup Zero waste ini tetap memberikan manfaat. Setidaknya mencegah Anda menjadi bagian dari perusak bumi. Dan jika Anda sudah mulai menerapkan prinsip ini, jangan ragu untuk berbagi pengetahuan kepada orang lain.
Misalnya, ketika kasir di supermarket bertanya mengapa Anda membawa tas belanja sendiri, jelaskan dengan ramah bahwa Anda sedang berusaha mengurangi sampah plastik. Cara Anda berinteraksi akan membentuk pandangan mereka terhadap gerakan ini.
Bagaimana jika Anda menemukan bisnis yang masih menggunakan kemasan tidak ramah lingkungan? Tulis pesan baik-baik kepada mereka. Contohnya: “Saya sangat menyukai produk Anda, tetapi saya ingin menyarankan agar Anda mempertimbangkan alternatif kemasan yang lebih ramah lingkungan.”
Pesan semacam ini mungkin tidak langsung direspons, tetapi jika kita semua melakukannya, perubahan positif pasti akan terjadi.
Jangan Lewatkan: Gaya Hidup Minimalis, Solusi Hidup Modern yang Ramah Lingkungan dan Islami
Untuk Menyelamatkan Bumi, Tak Perlu Berubah Jadi Superman Apalagi Hulk
Wargi IRC sadaya, mari kita saling mengasah kesadaran, saling mengasihi lingkungan, dan saling menjaga bumi. Gaya hidup zero waste bukan tentang kesempurnaan, melainkan tentang upaya terus-menerus untuk menjadi lebih baik.
Mulailah dari langkah-langkah kecil yang mudah diterapkan. Lalu, lihatlah bagaimana dampaknya terhadap jumlah sampah yang Anda hasilkan. Ingat, setiap tindakan kecil yang kita lakukan hari ini akan berdampak besar pada generasi mendatang.
Tak perlu berharap tindakan heroik layaknya superhero. Jadilah diri kita sendiri, masing-masing bisa berperan untuk meminimalisir kerusakan bumi ini.
Sudah siapkah Anda menjadi bagian dari solusi? Mari kita bersama-sama menciptakan dunia yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan. Bismillah!