Durasi Tidur Ideal: Kunci Kesehatan Otak dan Tubuh

oleh
oleh
Foto ilustrasi by Freepik.

IRC Bandung, 23 Mar. 25 — Tidur tidak sekadar aktivitas untuk menghilangkan lelah. Studi terbaru mengungkapkan bahwa durasi tidur yang tepat berperan penting dalam menjaga kesehatan otak, fungsi tubuh, dan mencegah risiko penyakit serius.

Baik kurang tidur maupun kelebihan tidur, keduanya dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan.

Baca Juga: 5 Makanan yang Terbukti Ilmiah Tingkatkan Kinerja Otak dan Memperkuat Memori

Durasi Tidur Tidak Ideal Picu Gangguan Kesehatan

Sebuah penelitian besar yang melibatkan hampir 500.000 orang dewasa berusia 38-73 tahun dari basis data UK Biobank mengungkapkan bahwa pola tidur yang tidak seimbang—baik terlalu pendek maupun terlalu panjang—dapat memengaruhi fungsi otak dan kesehatan secara keseluruhan.

Studi ini dipimpin oleh Profesor Jianfeng Feng dari Universitas Warwick dan dipublikasikan di Medical Daily.

“Temuan ini mengubah cara kita memandang hubungan antara tidur dan kesehatan. Tidur bukan hanya istirahat fisik, tetapi juga proses vital yang memengaruhi struktur otak, emosi, dan risiko penyakit degeneratif,” ujar Profesor Feng.

Kurang Tidur Tingkatkan Risiko Depresi dan Penyakit Kronis

Orang yang tidur kurang dari tujuh jam per malam secara konsisten cenderung mengalami gangguan psikologis, seperti suasana hati buruk, kelelahan mental, hingga depresi.

Pemindaian otak menunjukkan bahwa kurang tidur dapat menyebabkan penyusutan materi otak di area pengatur emosi, yang meningkatkan risiko stres kronis, obesitas, diabetes, dan penyakit jantung.

“Kurang tidur tidak hanya membuat tubuh lemas keesokan harinya, tetapi juga merusak struktur otak dalam jangka panjang,” tambah Profesor Feng.

Menurut Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI), kurang tidur juga mengganggu proses regenerasi sel tubuh.

Saat tidur, tubuh memperbaiki sel-sel rusak dan memproduksi hormon penting. Jika siklus tidur terganggu, pemulihan ini tidak optimal, sehingga memicu gangguan kesehatan fisik dan mental.

Tidur Berlebihan: Tanda Awal Penurunan Kognitif

Di sisi lain, tidur lebih dari tujuh jam secara teratur juga tidak baik bagi tubuh. Studi menunjukkan bahwa tidur terlalu lama dapat meningkatkan risiko penurunan kognitif, peradangan tinggi, dan gangguan metabolisme.

Pemindaian otak peserta penelitian menunjukkan hilangnya materi otak di area terkait memori, yang sering dikaitkan dengan penyakit Alzheimer, skizofrenia, dan gangguan neurologis lainnya.

Namun, para peneliti mencatat bahwa tidur panjang biasanya merupakan gejala, bukan penyebab langsung dari kondisi tersebut.

“Tidur panjang sering mencerminkan masalah kesehatan yang sudah ada, sementara tidur pendek lebih sering memicu masalah baru,” jelas Profesor Feng.

Gangguan Tidur di Era Digital

Di era digital, penggunaan gawai sebelum tidur menjadi salah satu faktor utama yang mengganggu kualitas tidur.

Cahaya biru dari layar ponsel atau laptop menghambat produksi melatonin, hormon pengatur siklus tidur. Akibatnya, otak tetap terjaga lebih lama, dan waktu tidur ideal sulit tercapai.

“Tidur yang cukup adalah investasi penting bagi kesehatan jangka panjang. Sayangnya, banyak orang mengabaikannya demi menonton film, berselancar di media sosial, atau bekerja hingga larut malam,” kata Mozes Wambrauw Simbiak, Ketua Umum PAFI Pusat.

Tips Mencapai Tidur Berkualitas

Untuk menjaga kesehatan otak dan tubuh, penting untuk mengatur pola tidur yang seimbang. Berikut beberapa tips dari para ahli:

  1. Tidur Teratur: Usahakan tidur dan bangun pada jam yang sama setiap hari, termasuk di akhir pekan.
  2. Hindari Gawai Sebelum Tidur: Matikan perangkat elektronik setidaknya satu jam sebelum tidur.
  3. Ciptakan Lingkungan Nyaman: Pastikan ruang tidur tenang, gelap, dan bersuhu nyaman.
  4. Batasi Konsumsi Kafein: Hindari minuman berkafein di sore atau malam hari.
  5. Aktivitas Fisik Rutin: Olahraga ringan seperti berjalan kaki atau yoga dapat meningkatkan kualitas tidur.

Durasi Tidur Ideal

Menurut PAFI, orang dewasa membutuhkan 7-9 jam tidur setiap malam untuk menjaga kesehatan dan kebugaran. Anak-anak dan remaja membutuhkan waktu tidur lebih lama, sementara lansia mungkin membutuhkan sedikit lebih sedikit.

“Setiap individu memiliki kebutuhan tidur yang unik, tetapi tidur yang cukup adalah fondasi penting untuk kesehatan fisik dan mental,” ujar Mozes.

Jangan Lewatkan: Mengatasi Ancaman Gangguan Mata di Era Gadget: Solusi dan Pencegahan yang Perlu Diketahui

Membangun Kesadaran tentang Pentingnya Tidur

Profesor Feng menekankan bahwa penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan untuk membangun profil kesehatan tidur yang komprehensif.

“Kami ingin memberikan wawasan yang dapat ditindaklanjuti bagi setiap individu, mulai dari anak-anak hingga lansia, untuk menjaga kesehatan tidur mereka,” katanya.

Dengan menjaga pola tidur yang seimbang, kita dapat menjaga kesehatan otak dan tubuh secara menyeluruh, serta mencegah berbagai penyakit serius di masa depan.

banner 600x150

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.