IRC Bandung, 9 March 2025 – Masyarakat Amerika semakin banyak mengonsumsi makanan ultra-olahan (UPF), mulai dari hot dog, keripik kentang, nugget ayam, hingga minuman bersoda.
Menurut para peneliti, hingga 70% pola makan di Amerika Serikat terdiri dari makanan yang diolah secara berlebihan. Proses produksinya melibatkan penambahan bahan-bahan tambahan dalam jumlah besar untuk meningkatkan rasa, penampilan, dan daya tahan produk.
Meskipun penelitian tentang topik ini masih terbatas, UPF semakin dikaitkan dengan penyakit kardiovaskular dan masalah kesehatan lainnya.
Baca Juga: Mengapa Vaping Buruk untuk Kesehatan Jantung dan Paru-Paru? Bukan Solusi dan Alternatif dari Merokok
Hubungan UPF dengan Penyakit Jantung
Alison Brown, Ph.D., RDN, direktur program di Divisi Ilmu Kardiovaskular National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI), menjelaskan bahwa ada banyak kesamaan antara UPF dan makanan tinggi lemak jenuh, gula tambahan, serta natrium.
“Bahan-bahan ini sudah dikenal sebagai pemicu penyakit jantung,” ujarnya. Meski ada kemajuan dalam penelitian, Brown menegaskan bahwa studi tentang UPF masih kompleks dan belum lengkap.
Oleh karena itu, National Institutes of Health (NIH), termasuk NHLBI, mulai mempelajari efek kesehatan UPF dan mekanisme yang mungkin membuatnya berbahaya.
Salah satu studi terbesar yang menghubungkan UPF dengan penyakit kardiovaskular diterbitkan tahun lalu. Studi observasional ini melibatkan lebih dari 200.000 peserta di AS dan meta-analisis data kesehatan dari 1,2 juta orang.
Hasilnya menunjukkan bahwa konsumsi tinggi UPF terkait dengan peningkatan risiko penyakit jantung dan stroke. Peserta dengan asupan UPF tertinggi memiliki risiko penyakit kardiovaskular 17% lebih tinggi, risiko penyakit jantung koroner 23% lebih tinggi, dan risiko stroke 9% lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi UPF paling sedikit.
JoAnn Manson, M.D., DrPH, profesor kedokteran di Harvard Medical School dan co-penulis studi tersebut, mengatakan, “Tidak semua UPF sama. Beberapa jenis, seperti minuman manis dan daging olahan, lebih berbahaya bagi jantung. Sementara itu, sereal sarapan, yogurt, dan produk biji-bijian utuh memiliki risiko lebih rendah.”
Kekurangan Uji Klinis dan Mekanisme yang Belum Dipahami
Meskipun studi observasional terus berkembang, uji klinis ketat tentang UPF masih sangat terbatas. Salah satu pengecualian adalah uji klinis kecil yang didukung NIH pada 2019, yang mengaitkan UPF dengan obesitas, faktor risiko penyakit jantung.
Studi ini menemukan bahwa diet tinggi UPF menyebabkan konsumsi kalori berlebih dan penambahan berat badan, meskipun jumlah kalori yang disediakan sama dengan diet minim pengolahan.
Kevin D. Hall, Ph.D., peneliti senior di National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, menjelaskan bahwa laboratoriumnya fokus pada mekanisme yang menyebabkan orang mengonsumsi kalori berlebih saat mengonsumsi UPF.
“Jika kita memahami proses ini, kita mungkin bisa mengurangi risiko penyakit kardiovaskular,” katanya. Hall juga menambahkan bahwa mekanisme lain, seperti peradangan, disfungsi sistem kekebalan, dan perubahan mikrobioma usus, mungkin turut berperan.
Daftar Masalah Kesehatan Terkait UPF yang Semakin Panjang
Selain penyakit jantung, UPF juga dikaitkan dengan penambahan berat badan, hipertensi, diabetes tipe 2, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), kanker, dan masalah kesehatan lainnya.
Studi juga menunjukkan bahwa populasi dengan status sosial ekonomi rendah cenderung mengonsumsi lebih banyak UPF karena akses terbatas ke makanan sehat dan biaya produk segar yang tinggi.
Brown menekankan pentingnya memahami mekanisme yang menghubungkan UPF dengan penyakit kronis. “Meskipun sulit menghilangkan UPF sepenuhnya, mengurangi konsumsinya adalah langkah penting,” ujarnya.
Dia merekomendasikan membaca label makanan dengan cermat, memilih makanan berbasis biji-bijian utuh, buah-buahan, dan sayuran, serta membatasi makanan tinggi lemak jenuh, gula tambahan, dan garam. Rencana makan Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) dinilai efektif untuk mencapai tujuan ini.
Upaya Global untuk Mengatasi Bahaya UPF
Pemerintah AS mulai mengambil langkah untuk memperingatkan konsumen tentang bahaya UPF melalui label nutrisi di kemasan. Negara seperti Chili dan Meksiko telah lebih dulu menerapkan sistem serupa dengan label peringatan berbentuk segitiga hitam.
Meskipun langkah ini meningkatkan kesadaran konsumen dan mendorong produsen membuat produk lebih sehat, dampaknya terhadap hasil kesehatan secara keseluruhan masih terbatas.
Di Chili, tingkat obesitas terus meningkat meski label diperkenalkan pada 2012, sementara di Meksiko, penurunan obesitas anak-anak tidak diimbangi dengan penurunan kasus diabetes.
Jangan Lewatkan: Peringatan Dokter untuk Hindari Gaya Makan dan Minum yang Berpotensi Picu Demensia
Untuk benar-benar mengurangi konsumsi UPF, diperlukan perubahan sistemik yang lebih besar. Lebih dari 20 juta orang Amerika hidup di daerah rawan pangan tanpa akses konsisten ke makanan sehat.
Para ahli menyarankan agar FDA mengatur klaim pemasaran yang menyesatkan, seperti istilah “100 persen alami,” serta meningkatkan pendidikan kesehatan di sekolah dan kebijakan yang mendukung akses terhadap makanan segar dan terjangkau.
Tanpa langkah menyeluruh ini, menciptakan lingkungan makanan yang sehat bagi semua tetap menjadi tantangan besar. (an)
Sumber:
- Will warning labels on ultra-processed foods make America healthy again? (www.vox.com)
- Researchers explore link between ultra-processed foods and heart disease (medicalxpress.com)






