Parasetamol Diduga Tingkatkan Risiko ADHD pada Anak, Studi Baru Ungkap Fakta Mengejutkan

oleh
oleh
Foto ilustrasi oleh JESHOOTS.com.

Seattle, 5 Maret 2025 – Obat pereda nyeri yang umum digunakan, parasetamol, kini menjadi sorotan setelah studi terbaru mengungkap potensi risikonya terhadap anak-anak.

Penelitian dari Fakultas Kedokteran Universitas Washington menunjukkan bahwa konsumsi parasetamol oleh ibu hamil dapat meningkatkan risiko gangguan pemusatan perhatian dan perilaku hiperaktif (ADHD) serta autisme pada anak hingga tiga kali lipat. Risiko ini bahkan melonjak menjadi enam kali lipat pada anak perempuan.

Studi yang melibatkan 307 ibu hamil dan anak-anak mereka hingga usia 10 tahun menemukan bahwa 18 persen anak dari ibu pengguna parasetamol mengalami ADHD, dibandingkan hanya 9 persen dari kelompok yang tidak menggunakannya.

Baca Juga: Healthy Social: Membangun Lingkungan Sosial dan Alam Sehat Berbasis Nilai-Nilai Islam

Parasetamol: Obat “Aman” yang Dipertanyakan

Parasetamol, dengan bahan aktif asetaminofen, selama ini dianggap aman oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) dan digunakan oleh sekitar 70 persen ibu hamil di seluruh dunia untuk meredakan nyeri dan demam.

Namun, penelitian ini mengindikasikan bahwa obat tersebut dapat mengganggu perkembangan saraf janin. “Metabolit asetaminofen terdeteksi pada 20 persen sampel plasma ibu, dan anak-anak mereka 3,15 kali lebih berisiko mengalami ADHD atau autisme,” jelas salah satu peneliti.

Temuan ini bukan yang pertama. Pada 2016, peneliti Norwegia dalam studi yang dipublikasikan di International Journal of Epidemiology melaporkan bahwa penggunaan parasetamol selama lebih dari 29 hari saat hamil meningkatkan risiko ADHD hingga dua kali lipat.

Studi yang melibatkan lebih dari 112.000 anak tersebut menegaskan bahwa durasi penggunaan menjadi faktor penting.

Meskipun FDA mengklasifikasikan parasetamol sebagai obat Kategori B—dianggap aman berdasarkan studi hewan—penelitian jangka panjang tentang dampaknya pada perkembangan saraf anak tidak pernah dilakukan secara mendalam.

Pada 2021, beberapa ahli mendesak evaluasi ulang, tetapi FDA belum mengubah rekomendasinya, memicu perdebatan di kalangan medis, sebagaimana dilaporkan Reuters.

Jangan Lewatkan: IRC Healthy Living: Keseimbangan Pikiran, Fisik, dan Spiritual

Relevansi bagi Indonesia

Di Indonesia, parasetamol merupakan obat bebas yang populer di kalangan ibu hamil. Data Kementerian Kesehatan RI (2022) mencatat prevalensi ADHD pada anak usia sekolah mencapai 4-5 persen. “Ibu hamil harus konsultasi dokter sebelum mengonsumsi obat, termasuk parasetamol,” tegas dr. Budi Santoso dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

National Institutes of Health (NIH) menyebut paparan berulang asetaminofen dapat mengganggu hormon dan sinyal kimiawi di otak janin, dengan dampak lebih besar pada anak perempuan akibat perbedaan perkembangan hormonal. Para ahli kini menyerukan penelitian lebih lanjut untuk menetapkan batas aman penggunaan obat ini selama kehamilan.

Sambil menanti panduan lebih jelas, ibu hamil diimbau untuk berhati-hati dan berkonsultasi dengan tenaga medis guna menimbang risiko dan manfaat sebelum menggunakan parasetamol. Temuan ini menjadi pengingat bahwa obat yang dianggap aman pun dapat menyimpan risiko tak terduga. (an)

Sumber utama: www.wddty.com dan sumber lainnya.

 

banner 600x150

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.