IRC Bandung, 29 Maret 2025 — Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh tim lintas institusi dari Harvard T.H. Chan School of Public Health, University of Copenhagen, dan University of Montreal mengungkapkan bahwa pola makan sehat di usia paruh baya memiliki peran penting dalam mencegah penyakit kronis dan mendukung penuaan yang berkualitas.
Studi ini melibatkan lebih dari 105.000 partisipan berusia 39-69 tahun yang diamati selama hingga 30 tahun.
Hasilnya menunjukkan bahwa diet kaya makanan berbasis tumbuhan dengan konsumsi rendah hingga moderat produk hewani dapat menjadi kunci untuk menjaga kesehatan fisik, mental, dan kognitif saat memasuki usia lanjut.
Baca Juga: Durasi Tidur Ideal: Kunci Kesehatan Otak dan Tubuh
Pola Makan Sehat: Investasi untuk Masa Depan
Penelitian ini mengevaluasi delapan pola makan sehat populer, termasuk Alternative Healthy Eating Index (AHEI) , Mediterranean Diet , dan DASH Diet .
Semua pola ini menekankan pentingnya konsumsi tinggi buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, legum, serta lemak sehat. Selain itu, beberapa juga mencakup konsumsi moderat ikan dan produk susu tertentu.
Para peserta secara berkala mengisi survei untuk melaporkan kebiasaan makannya, yang kemudian dinilai berdasarkan skor kepatuhan mereka terhadap pola-pola tersebut.
Hasilnya cukup mencengangkan: hanya 9,3% dari total peserta—atau sekitar 9.771 orang—yang berhasil menua secara sehat.
Mereka tidak hanya bebas dari penyakit kronis seperti diabetes, jantung, dan stroke saat memasuki usia 70-an, tetapi juga mempertahankan kesehatan kognitif, fisik, dan mental yang baik.
Temuan ini menunjukkan bahwa pilihan makanan di usia paruh baya sangat memengaruhi kualitas hidup di masa tua.
“Penelitian ini memberikan wawasan baru tentang hubungan antara diet dan penuaan sehat,” kata Frank Hu, salah satu penulis utama studi dan profesor nutrisi di Harvard Chan School.
“Kami melihat bahwa diet yang dirancang untuk mencegah penyakit kronis, seperti AHEI, ternyata juga efektif dalam membantu seseorang tetap mandiri dan aktif saat bertambah tua.”
Skor AHEI: Ukuran Keberhasilan Diet
Salah satu metrik utama dalam penelitian ini adalah skor Alternative Healthy Eating Index (AHEI) , yang memberikan penilaian berdasarkan konsumsi tinggi makanan sehat dan rendahnya asupan makanan tidak sehat.
Peserta dengan skor tertinggi dalam AHEI memiliki peluang 86% lebih besar untuk terhindar dari penyakit kronis dibandingkan mereka dengan skor terendah.
Bahkan, peluang mereka untuk tetap sehat hingga usia 75 tahun meningkat hingga dua kali lipat.
Selain AHEI, Planetary Health Diet Index (PHDI) juga menonjol sebagai salah satu pola makan terbaik.
Diet ini tidak hanya mendukung kesehatan manusia tetapi juga ramah lingkungan karena menekankan konsumsi makanan berbasis tumbuhan dan meminimalkan produk hewani.
Ancaman dari Makanan Olahan Ultra
Di sisi lain, penelitian ini juga menyoroti bahaya konsumsi tinggi makanan olahan ultra, seperti daging olahan, minuman manis, dan makanan siap saji yang sering kali mengandung gula tambahan, natrium, dan lemak tidak sehat.
Konsumsi tinggi makanan jenis ini dikaitkan dengan risiko lebih besar untuk gagal mencapai penuaan sehat.
“Makanan olahan ultra sering kali mengandung bahan-bahan yang dapat memicu peradangan dan resistensi insulin, yang pada akhirnya meningkatkan risiko penyakit kronis,” jelas Marta Guasch-Ferré, salah satu penulis utama studi dari University of Copenhagen.
“Temuan ini menegaskan pentingnya mengurangi konsumsi makanan tersebut demi kesehatan jangka panjang.”
Tidak Ada Pola Makan Satu Ukuran untuk Semua
Anne-Julie Tessier, penulis utama studi dari University of Montreal, menekankan bahwa tidak ada pola makan yang cocok untuk semua orang.
“Diet sehat bisa disesuaikan dengan preferensi individu, budaya, dan gaya hidup. Yang terpenting adalah memprioritaskan makanan alami dan minim proses pengolahan,” katanya.
Namun, penelitian ini memiliki keterbatasan. Populasi peserta terdiri dari tenaga profesional medis, yang cenderung memiliki akses lebih baik terhadap informasi kesehatan dan sumber daya.
Para peneliti menyarankan agar penelitian serupa dilakukan pada populasi dengan latar belakang sosial ekonomi yang lebih beragam untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif.
Jangan Lewatkan: Rahasia Jantung Sehat Dimulai dari Dapur Anda
Langkah Menuju Pedoman Diet Masa Depan
Studi ini memberikan dasar kuat bagi pembuatan pedoman diet yang lebih inklusif dan berfokus pada penuaan sehat.
Para ahli percaya bahwa rekomendasi ini dapat membantu masyarakat global untuk menjalani hidup yang lebih mandiri dan produktif di usia lanjut.
“Kami berharap temuan ini dapat digunakan untuk membentuk kebijakan kesehatan masyarakat yang lebih baik dan membantu orang-orang membuat keputusan cerdas tentang apa yang mereka makan,” tambah Guasch-Ferré.
Penelitian ini didukung oleh berbagai lembaga internasional, termasuk National Institutes of Health (NIH), Canadian Institutes of Health Research, dan United States Department of Agriculture. Hasil lengkapnya dipublikasikan di jurnal Nature Medicine pada 24 Maret 2025.