IRC Bandung, 18 Mar. 25 – Penelitian terbaru dari University of Florida Health (UF Health) mengungkap bahwa pola makan tidak sehat, terutama diet tinggi lemak dan fruktosa, dapat meningkatkan risiko kanker paru.
Temuan ini menantang pandangan konvensional yang selama ini lebih banyak menghubungkan kanker paru dengan kebiasaan merokok.
Studi kolaboratif antara UF Health Cancer Center dan Markey Cancer Center di University of Kentucky ini didanai oleh National Institutes of Health (NIH).
Para peneliti menggunakan teknologi spatial metabolomics mutakhir untuk menganalisis peran glikogen—molekul penyimpan glukosa—dalam perkembangan tumor paru.
Baca Juga: Studi Terbaru Ungkap, Lima Menit Olahraga Harian Efektif Turunkan Tekanan Darah
Glikogen sebagai Pendorong Agresivitas Tumor
Dalam penelitian yang dipublikasikan di Journal of Clinical Investigation, tikus percobaan yang diberi pola makan tinggi lemak dan fruktosa (mirip diet Barat) menunjukkan peningkatan kadar glikogen dalam darah.
Akumulasi glikogen ini memicu pertumbuhan tumor paru yang lebih agresif. Sebaliknya, ketika kadar glikogen diturunkan, pertumbuhan tumor melambat.
“Selama ini, kanker paru jarang dikaitkan dengan pola makan. Studi ini membuktikan bahwa nutrisi berperan penting dalam perkembangan penyakit,” ujar Prof. Ramon Sun, PhD, direktur Pusat Penelitian Biomolekul Spasial Lanjutan UF Health, dalam keterangan resmi.
Diet Barat: Ancaman Tersembunyi
Diet Barat, yang kaya daging merah, makanan olahan, lemak jenuh, dan gula, minim serat serta nutrisi esensial. Menurut Sun, pola makan ini tidak hanya meningkatkan glikogen tetapi juga menyediakan “bahan bakar” bagi sel kanker.
“Glikogen bisa menjadi penanda prediktif keparahan kanker paru,” tambahnya.
Temuan ini sejalan dengan laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyebut diet tidak sehat sebagai faktor risiko kanker.
Dr. Sarah Thompson, ahli onkologi dari Imperial College London, dalam wawancara dengan BBC Health (15/3/2025), menegaskan, “Selain merokok, pola makan buruk adalah ancaman serius yang sering diabaikan.”
Nutrisi sebagai Strategi Pencegahan
Prof. Matthew Gentry, PhD, ahli biokimia UF Health, menekankan bahwa pencegahan kanker paru harus mencakup perubahan gaya hidup, termasuk pola makan seimbang.
“Kampanye kesehatan publik perlu mencontoh kesuksesan gerakan antirokok dengan mendorong kebijakan pangan sehat,” katanya.
Rekomendasi praktis dari para ahli meliputi:
- Kurangi konsumsi makanan olahan, gula, dan lemak jenuh.
- Tingkatkan asupan serat dari sayuran, buah, dan biji-bijian utuh.
- Pantau kadar glukosa darah secara berkala, terutama bagi kelompok berisiko.
Jangan Lewatkan: Mikroplastik di Otak: Ancaman Kesehatan yang Meningkat dan Cara Mengurangi Paparannya
Dukungan Data Global
Sebuah tinjauan di The Guardian (3/3/2025) mengutip studi Harvard Medical School yang menemukan bahwa kelebihan fruktosa mengganggu metabolisme sel, memicu lingkungan pro-kanker. Sementara WHO mencatat, 30% kasus kanker terkait pola makan dan gaya hidup.
Meski penelitian ini masih dalam tahap awal, temuan ini membuka jalan bagi terapi yang menargetkan metabolisme glikogen. Langkah berikutnya adalah uji klinis pada manusia untuk memvalidasi intervensi nutrisi sebagai bagian dari pengobatan kanker.