IRC, 17 Mar. 25 – Kanker kolorektal, atau kanker usus besar dan rektum, kini tak hanya mengancam kelompok usia lanjut. Penyakit ini semakin sering menyerang generasi muda, termasuk Generasi Z.
Fenomena ini memicu kekhawatiran di kalangan ahli kesehatan. Apa yang menyebabkan peningkatan kasus ini, dan bagaimana cara mencegahnya?
Lonjakan Kasus pada Generasi Muda
Data terbaru menunjukkan peningkatan signifikan kasus kanker kolorektal pada individu di bawah usia 55 tahun.
Studi yang diterbitkan dalam Journal of the National Cancer Institute mengungkapkan bahwa persentase kasus kanker kolorektal pada kelompok usia ini hampir dua kali lipat dalam dua dekade terakhir, dari 11% menjadi 20%. Bahkan, banyak pasien berusia 20-an yang didiagnosis dengan kanker agresif.
Dr. Sulpiana, M.Biomed, dosen Fakultas Kedokteran IPB University, menjelaskan bahwa peningkatan ini dipicu oleh dua faktor utama: genetik dan gaya hidup tidak sehat.
“Individu dengan riwayat keluarga pengidap kanker kolorektal memiliki risiko lebih tinggi. Namun, pola hidup buruk juga berkontribusi besar,” tegasnya.
Baca Juga: Kasus Kanker Kolorektal pada Generasi Muda Melonjak, Mengkhawatirkan!
Dr. Mark Soliman, dokter bedah, menambahkan bahwa kanker kolorektal sebenarnya dapat dicegah hingga 100% jika individu menjaga kesehatan dengan baik.
Sayangnya, banyak orang, terutama anak muda, enggan membahas masalah pencernaan dengan dokter, seperti perubahan pola buang air besar atau warna tinja.
Faktor Pemicu Utama
Beberapa faktor risiko utama yang berkontribusi pada peningkatan kasus kanker kolorektal di kalangan generasi muda meliputi:
- Riwayat Keluarga: Individu dengan kerabat tingkat pertama (orang tua, saudara kandung, atau anak) yang memiliki riwayat kanker kolorektal berisiko lebih tinggi, meski tanpa mutasi genetik yang teridentifikasi.
- Gaya Hidup Tidak Sehat: Kurangnya aktivitas fisik, pola makan rendah serat dan tinggi lemak, serta konsumsi makanan olahan menjadi pemicu utama.
- Kolesterol Tinggi dan Trigliserida: Kadar kolesterol atau trigliserida yang tinggi juga dikaitkan dengan peningkatan risiko.
- Konsumsi Alkohol Berlebihan: Kebiasaan minum alkohol secara rutin dapat meningkatkan peluang terkena penyakit ini.
Gaya hidup sedenter (kurang gerak), konsumsi makanan cepat saji, dan jarang berolahraga membuat sistem pencernaan generasi muda rentan terhadap gangguan serius, seperti pembentukan polip di usus besar, yang berpotensi berkembang menjadi kanker jika tidak ditangani.
Gejala yang Harus Diwaspadai
Kanker kolorektal sering kali berkembang tanpa gejala jelas di tahap awal. Namun, beberapa tanda peringatan dini yang perlu diperhatikan meliputi:
- Perubahan pola buang air besar, seperti diare atau sembelit berkepanjangan.
- Adanya darah dalam feses.
- Nyeri atau kram perut yang tidak kunjung hilang.
- Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
- Rasa lelah yang berlebihan.
“Gejala-gejala ini sering kali baru muncul ketika penyakit sudah berkembang ke tahap lanjut. Sering kali sudah terlambat begitu seseorang mulai menyadarinya,” ujar Dr. Soliman.
Oleh karena itu, deteksi dini melalui skrining sangat penting, terutama bagi individu dengan risiko tinggi.
Langkah Pencegahan yang Efektif
Untuk mencegah kanker kolorektal, beberapa langkah berikut dapat dilakukan:
- Skrining Dini: Individu dengan riwayat keluarga kanker kolorektal atau gangguan seperti Irritable Bowel Syndrome (IBS) disarankan melakukan skrining kolonoskopi sebelum usia 40 tahun.
- Pola Makan Sehat: Tingkatkan konsumsi serat dengan memperbanyak sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian. Kurangi konsumsi daging merah, makanan olahan, dan makanan tinggi lemak jenuh.
- Aktivitas Fisik Rutin: Lakukan olahraga minimal 30 menit setiap hari untuk menjaga berat badan ideal dan kesehatan usus.
- Hindari Kebiasaan Buruk: Berhenti merokok dan batasi konsumsi alkohol.
- Manfaatkan Teknologi Kesehatan: Generasi Z dapat memanfaatkan aplikasi kesehatan, alat pemantau kondisi tubuh, dan platform edukasi online untuk memantau kesehatan secara proaktif.
“Kesehatan usus sangat bergantung pada gaya hidup kita. Perubahan pola makan dan kebiasaan hidup sehat dapat membantu mencegah kanker kolorektal sejak dini,” kata dr. Sulpiana.
Pentingnya Edukasi dan Kesadaran
Peningkatan kasus kanker kolorektal pada generasi muda menunjukkan perlunya edukasi dan kesadaran yang lebih luas. Banyak anak muda merasa “terlalu muda” untuk terkena kanker, sehingga cenderung mengabaikan gejala awal.
Padahal, kanker kolorektal adalah penyakit yang dapat dicegah dengan langkah-langkah sederhana, seperti menjaga pola makan sehat, aktif bergerak, dan rutin memeriksakan diri ke dokter.
Dr. Soliman menegaskan pentingnya kampanye kesadaran untuk memerangi kanker kolorektal dari sumbernya. “Kita harus lebih terbuka dalam membicarakan masalah kesehatan pencernaan dan tidak ragu untuk memeriksakan diri jika ada gejala mencurigakan,” tegasnya.
Jangan Lewatkan: Ancaman Obesitas Global di Masa Depan
Perbaiki Pola Hidup
Kanker kolorektal bukan lagi penyakit yang hanya mengancam kelompok usia lanjut. Peningkatan kasus pada Generasi Z menunjukkan bahwa anak muda juga rentan, terutama karena gaya hidup tidak sehat.
Untuk melindungi diri, penting untuk menjaga pola makan seimbang, aktif bergerak, dan rutin melakukan skrining dini, terutama bagi individu dengan riwayat keluarga pengidap kanker.
Ingat, kanker kolorektal adalah penyakit yang dapat dicegah. Mulailah peduli pada kesehatan Anda hari ini untuk masa depan yang lebih sehat besok.