IRC Bandung, 6 Maret 2025 – Para ilmuwan memperingatkan adanya ancaman serius terhadap kesehatan manusia setelah menemukan mikroplastik dalam jumlah signifikan di otak.
Penelitian terbaru yang diterbitkan di jurnal Nature Medicine mengungkap bahwa otak manusia mengandung sekitar satu sendok penuh mikroplastik dan nanoplastik (MNP), dengan konsentrasi 7–30 kali lebih tinggi dibandingkan hati atau ginjal.
Temuan ini memicu kekhawatiran akan dampak kesehatan seperti peradangan, stres oksidatif, hingga gangguan saraf.
Studi yang juga dilaporkan oleh National Post menunjukkan bahwa konsentrasi mikroplastik di otak meningkat 50% antara 2016 dan 2024, seiring melonjaknya produksi plastik global yang kini mencapai lebih dari 400 juta ton per tahun.
Bahkan, otak pasien demensia mengandung mikroplastik tiga hingga lima kali lebih banyak dibandingkan otak sehat, meskipun belum terbukti bahwa mikroplastik menjadi penyebab langsung demensia.
“Paparan mikroplastik dapat memicu risiko penyakit serius, termasuk infark miokard, stroke, dan kematian,” ungkap tim peneliti dalam laporan di The New England Journal of Medicine.
Baca Juga: Kasus Kanker Kolorektal pada Generasi Muda Melonjak, Mengkhawatirkan!
Penelitian lain menemukan pasien penyakit radang usus (IBD) memiliki 1,5 kali lebih banyak mikroplastik dalam tinja dibandingkan orang sehat, sementara studi pada tikus menunjukkan gangguan belajar dan memori akibat paparan nanoplastik.
Mikroplastik, yang sebagian besar berbentuk serpihan tajam berukuran 200 nanometer dan didominasi polietilen dari kemasan plastik, diyakini masuk ke tubuh melalui makanan, minuman, dan udara.
Para ahli mendesak masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari guna menekan risiko ini.
Langkah Pengurangan Mikroplastik
Peneliti menyarankan beberapa langkah praktis, seperti beralih dari air kemasan ke air keran yang difilter—yang dapat mengurangi asupan mikroplastik dari 90.000 menjadi 4.000 partikel per tahun.
Menghindari pemanasan makanan dalam wadah plastik dan memilih alternatif kemasan bebas BPA juga dinilai efektif. “Makanan olahan seperti chicken nuggets mengandung mikroplastik 30 kali lebih banyak dibandingkan ayam segar,” kata laporan di Brain Medicine.
Jangan Lewatkan: Ancaman Obesitas Global di Masa Depan
Selain itu, masyarakat diimbau menggunakan peralatan dari bambu atau stainless steel, memilih produk kecantikan bebas microbeads, serta mencuci pakaian sintetis dengan penyaring mikroplastik.
Langkah ini diharapkan dapat meminimalkan paparan mikroplastik yang kini menjadi ancaman global.
Hingga kini, penelitian terus dilakukan untuk memahami dampak jangka panjang mikroplastik pada kesehatan manusia. Namun, temuan awal ini telah menambah urgensi untuk mengurangi ketergantungan pada plastik di seluruh dunia. (an)